Crowdfunding Untuk Danai UKM dan Bisnis Start-Up

Description

Tujuan dari penerbitan buku ini adalah memasyarakatkan crowdfunding untuk mendanai UKM bagi kesejahteraan nagara dan bangsa yang lebih baik. Buku ini berangkat dari penelitian yang didanai Kemenristek/BRIN melalui skema Penelitian Dasar Hibah Kompetitif Nasional untuk tahun pendanaan 2019 dan 2020. Hasil riset menyebutkan bahwa UKM yang berhasil mendapat pendanaan dari perbankan berkisar antara 5% sampai 15% dari proposal kredit yang diajukan. Apalagi bisnis start-up yang baru memulai bisnis sangat sulit mendapatkan pendanaan perbankan. Terdapat 4 jenis crowdfunding yaitu yang berbasis donasi, hadiah, pinjaman, dan berbasis ekuitas. Ke 4 jenis crowdfunding tersebut semuanya menggunakan internet sebagai media operasionalnya baik pada saat kampanye pemikatan dana oleh entitas baik individual dan bisnis berbadan usaha maupun saat pelaporan penggunaan dana crowdfunding ke pemilik dana melalui lembaga penyedia urun dana (crowdfunding platform). Di Indonesia kegiatan semacam pendanaan rame-rame tersebut biasa dinamai pendanaan gotong royong atau patungan. OJK menamai sebagai “urun dana” melalui POJK No. 37/POJK.04/2018 yang dikeluarkan pada 31 Desember 2018. Hasil penelitian tersebut menemukan bukti bahwa keberhasilan implementasi crowdfunding tergantung pada factor-faktor: persepsi masyarakat terhadap crowdfunding, norma sosial, regulasi, kewirausahaan & teknologi, serta pasar modal. Dalam buku ini juga melaporkan hasil penelitian tentang kesiapan bank di Jawa timur dalam mengimplementasikan crowdfunding. Terbukti bahwa Indonesia sudah cukup siap dalam mengimplementasikan crowdfunding meskipun masih perlu upaya keras khususnya dari OJK dalam memasyarakatkan crowdfunding sehingga persepsi masyarakat menjadi lebih positif dalam memandang crowdfunding sebagai system yang mampu mensejahterakan melalui mekanisme keuangan yang lebih bersifat inklusi.