Intelijen Keamanan dan Politik Identitas: Mengawal Demokrasi (Strategi Intelligence-Led Policing pada Pemilu 2014 dan 2019)

Description

Buku ini mengkaji secara mendalam keterkaitan antara intelijen keamanan, politik identitas, dan praktik demokrasi dalam konteks pemilu di Indonesia, khususnya pada Pemilu 2014 dan 2019. Dengan pendekatan teoritis dan empiris, penulis menjelaskan bagaimana politik identitas-berbasis suku, agama, dan ideologi-telah dimanfaatkan oleh aktor politik sebagai strategi kampanye dan alat mobilisasi pemilih. Buku ini menunjukkan bahwa penggunaan politik identitas, meskipun kerap diklaim sebagai bentuk representasi kelompok terpinggirkan, sering kali dimanipulasi untuk kepentingan kekuasaan oleh kelompok mayoritas. Di sisi lain, buku ini menawarkan konsep Intelligence-Led Policing (ILP) sebagai pendekatan strategis dalam mendeteksi, mencegah, dan menangani potensi konflik sosial-politik yang muncul selama pemilu. ILP menekankan pentingnya sinergi intelijen Polri dengan berbagai fungsi kepolisian lain dan pemangku kepentingan untuk meredam eskalasi polarisasi, menyaring hoaks, serta menjaga kohesi sosial di tengah masyarakat pluralistik. Selain itu, buku ini juga membahas tantangan demokratisasi di Indonesia pasca-Orde Baru, dinamika pemilu serentak, serta bagaimana transisi demokrasi sering kali diganggu oleh politik uang, disinformasi, dan kekerasan simbolik. Dalam konteks ini, intelijen tidak hanya menjadi alat keamanan, tetapi juga instrumen penjaga nilai-nilai demokrasi. Dengan bahasa akademik namun aplikatif, buku ini sangat relevan bagi akademisi, aparat keamanan, pengambil kebijakan, dan siapa saja yang peduli pada masa depan demokrasi Indonesia.