Sosio-Teknopreneurship

Description

Di tengah turbulensi zaman yang ditandai oleh digitalisasi dan kegelisahan sosial, buku Sosio-Teknopreneurship hadir bagai suara dari lorong masa depan. Ia tidak menggembar-gemborkan sekadar kiat berbisnis, melainkan menawarkan sebuah etos baru—bahwa teknologi bukan hanya untuk mempercepat, tetapi untuk merawat. Ditulis dalam semangat reflektif, buku ini membingkai sosio-teknopreneur sebagai figur peralihan: setengah inovator, setengah filsuf jalanan, yang menganyam algoritma dengan nurani.

Menyisir sejarah dari Bill Drayton hingga era Kitabisa dan eFishery, penulis mengurai metamorfosis wirausaha dari mesin pencetak profit menjadi agen perubahan sosial. Sosio-teknopreneur bukan sekadar entrepreneur dengan gawai di tangan, melainkan perancang dunia yang menjawab ketimpangan sosial dengan keberanian ide. Melalui model hybrid bisnis dan nilai sosial, pembaca diajak menjelajahi lanskap di mana IoT dan AI menjadi perpanjangan tangan empati, bukan sekadar instrumen kapital.

Konteks Indonesia digambarkan dengan presisi sosiologis. Dari Kitabisa.com yang mengaktifkan solidaritas digital hingga ARC USK yang mengangkat petani nilam ke pentas ekspor global, buku ini menunjukkan bahwa solusi berbasis teknologi dapat berakar pada kebutuhan lokal dan berdampak global. Ini bukan narasi euforia digital, melainkan kisah tentang bagaimana teknologi bisa berpihak—asal diarahkan dengan kesadaran sosial.

Pada akhirnya, buku ini menyerukan perubahan arah pendidikan kewirausahaan: dari pencetak profit-seeker menjadi perintis dunia baru. Di ruang kelas, mahasiswa diajak bukan hanya menghitung ROI, tetapi membaca denyut masyarakat. Karena di abad ini, keberanian terbesar bukan mencipta aplikasi, tapi merancang masa depan yang lebih adil.