Tumpangsari: Implementasi Pertanian Berkelanjutan

Description

Permintaan pangan global merupakan tantangan yang semakin krusial bagi umat manusia. Selama 50 tahun terakhir. Pertanian intensif telah meningkatkan produksi pangan melalui penggunaan tanaman pangan dengan hasil tinggi, penggunaan pupuk yang lebih banyak, serta air dan pestisida, dan telah memberikan kontribusi yang besar terhadap pangan umat manusia. Namun, pertanian intensif yang diketahui selama ini, seringkali mengupayakan maksimalisasi produktivitas monokultur. Sebaliknya keanekaragaman tanaman dalam sistem pertanian intensif ini seringkali direduksi menjadi satu spesies yang biasanya homogen secara genetik. Sehingga sistem pertanian intensif menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan seperti emisi gas rumah kaca, erosi dan degradasi tanah, serta hilangnya keanekaragaman hayati.

Tumpangsari adalah sistem pertanian tradisional yang meningkatkan keanekaragaman tanaman untuk memperkuat fungsi agroekosistem sekaligus mengurangi masukan kimia dan meminimalkan dampak negatif produksi tanaman terhadap lingkungan. Tumpangsari saat ini menjadi perhatian besar karena pentingnya dalam pertanian berkelanjutan. Faktor-faktor yang menjadikan tumpangsari sebagai sarana produksi pangan berkelanjutan adalah dengan mengintegrasikan keanekaragaman hayati ekosistem alami dan keanekaragaman tanaman. Dampak positifnya terhadap fungsi agroekosistem seperti peningkatan stabilitas hasil, peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya, pengendalian hama dan penyakit, dan pengendalian polusi tanah.

Selain itu dapat menghemat masukan pupuk mineral, mengurangi risiko pencemaran lingkungan dan emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh pertanian, sehingga memitigasi perubahan iklim global. Tumpangsari berpotensi meningkatkan keanekaragaman hayati di atas dan di bawah permukaan tanah dari berbagai taksa pada skala lapangan, sehingga meningkatkan jasa ekosistem. Dengan demikian diversifikasi tanaman pada suatu agroekosistem tertentu dapat membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan pada gilirannya menurunkan risiko gagal panen, sehingga menjadikannya praktik budidaya yang menjanjikan bagi masyarakat.